Harga Cabai Naik 100 Persen

a 9 - Harga Cabai Naik 100 Persen

Kenaikan ini terutamanya berlangsung di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek.

Ketua Umum Ikappi, Abdullah Mansuri, menjelaskan peningkatan harga paling tinggi berada di komoditas cabai. Khususnya cabai merah besar tipe TW yang naik sampai lebih dari 100 %.

“Peningkatan harga beberapa komoditas berlangsung di Jabodetabek. Seluruh tipe cabai itu naik seluruh, baik rawit atau besar.

Mansuri menambah, peningkatan harga berlangsung di komoditas bawang-bawangan. Di mana bawang merah atau bawang putih sama naik Rp3.000 per kg.

 

“Jika bawang putih itu dari Rp28.000 per kg sekarang jadi Rp31.000. Sedang bawang merah itu sekarang dipasarkan Rp33.000 per kg dari mulanya hanya Rp 30.000 per kg,” jelasnya.

Disamping itu, kenaikan harga berlangsung pada komoditas daging ayam yang saat ini dibandrol Rp40.000 per kg. “Walau sebenarnya, saat sebelum Natal tempo hari harga masih di antara Rp33.000-Rp35.00 per kg,” katanya.

Sama, telur ayam negeri sekarang mulai merayap naik di Jabodetabek. Di mana, harga telur sekarang dibandrol Rp30.000 per kg dari mulanya Rp27.000 per kg.

Ia menyebutkan, peningkatan harga ini tidak semata-mata disebabkan oleh karena pengurangan factor produksi. Tetapi ketidaksiapnya pemerintahan berkaitan penskalaan daerah produksi beberapa komoditas khusus.

“Factornya kisah sebab produksi yang turun. Ditambahkan masalah penskalaan wilayah produksi yang belum baik,” tegasnya.

“Keinginannya sesungguhnya di Kementerian Pertanian lebih membenahi penskalaan daerah, sebab kan belum rata ini serapannya. Hingga harga dapat lebih dipantau oleh Kementerian Perdagangan,” tutur ia akhiri.

“Jadi seperti cabai, bawang, ayam, telur, daging sapi, itu sedikit susah saya perkiraan. Dari tahun ke tahun harga tidak pernah segera usai,” kata Abdullah ke Liputan6.com, Jumat (25/12/2020).

Menurutnya, peristiwa ini berlangsung karena pemerintahan belum lakukan penskalaan daerah produksi. Bila ide ini diaplikasikan, pemerintahan semestinya bisa memetakan jumlah produksi komoditas pangan dari satu wilayah tiap kuartal atau per tahun.

 

 

Author: Billy Mitchelle