PBB: Pulih dari Pandemi COVID-19, Dunia Butuh Bantuan Dana Hingga Rp 496 T

PBB: Pulih dari Pandemi COVID-19, Dunia Butuh Bantuan Dana Hingga Rp 496 T

Federasi bangsa-bangsa (pbb) menjelaskan jika kontribusi dana sampai us $ 35 miliar atau sebesar rp 496 triliun akan diperlukan untuk kontribusi di tahun 2021. Sebab wabah covid-19 yang mengakibatkan beberapa puluh juta lebih orang dalam kritis dan dengan resiko kelaparan yang tetap bertambah.

 

Pantauan kemanusiaan global tahunan memprediksi jika 235 juta orang di penjuru dunia akan memerlukan beberapa wujud kontribusi genting tahun depannya. Adalah kenaikan yang mengagetkan sejumlah 40 % di tahun kemarin. Begitu seperti merilis situs kanal news asia. Selasa (1/11/2020).

“kenaikan itu berlangsung nyaris semuanya sebab covid-19.” kata koordinator kontribusi genting pbb mark lowcock ke reporter.

Tahun depannya. Satu diantara 33 orang di penjuru dunia akan memerlukan kontribusi. Laporan itu mengutamakan jika mereka tinggal di satu negara. Itu bisa menjadi negara paling besar ke-5 di dunia.

Ajakan tahunan oleh tubuh-badan pbb dan organisasi kemanusiaan yang lain umumnya memberi kisah memilukan mengenai naiknya keperluan yang berasal dari perselisihan. Evakuasi. Musibah alam dan perombakan cuaca.

Tetapi saat ini. Dia mengingatkan. Wabah virus corona tipe baru. Yang sudah tewaskan lebih dari 1.45 juta orang di penjuru dunia. Sudah secara tidak seimbang menempa mereka yang “telah hidup di ujung sundul”.

“kisah yang kami suguhkan ialah sudut pandang paling muram dan paling gelap mengenai keperluan kemanusiaan dalam masa kedepan yang pernah kami perlihatkan.” kata lowcock.

Uang yang disuruh dalam mengajukan banding akan cukup buat menolong 160 juta orang yang paling rawan di 56 negara. Kata pbb.

Untuk pertamanya kali semenjak 1990-an. Angka kemiskinan berlebihan akan bertambah. Angka keinginan hidup akan turun dan angka kematian tahunan karena hiv. Tuberkulosis dan malaria mempunyai potensi berlipat-lipat.

“kemungkinan hal yang paling mencemaskan… Ialah teror kembalinya kelaparan. Mempunyai potensi di beberapa posisi.” kata lowcock.

Dengan cuman satu kelaparan sejati selama ini di era ke-21 – di somalia nyaris satu dasawarsa lalu – kelaparan massal nampaknya sudah “masuk ke riwayat”. Ucapnya.

Tetapi saat ini. Ia mengingatkan. “lampu merah berkedip dan bel sirene mengeluarkan bunyi”.

Pada tahun akhir 2020. Banyaknya orang yang paling riskan pangan di penjuru dunia bisa membesar sampai 270 juta – bertambah 82 % dari jumlah awalnya saat sebelum tampil wabah covid-19.

Keadaan di yaman. Burkina faso. Sudan selatan. Dan nigeria timur laut memberikan indikasi jika mereka telah di tingkat kelaparan. Sesaat beberapa negara dan daerah lain. Terhitung afghanistan dan sahel. “mempunyai potensi benar-benar rawan”. Ucapnya.

“bila kita melalui 2021 tiada kelaparan besar. Itu bisa menjadi perolehan yang berarti.”

Ajakan hari selasa memperlihatkan jika suriah dan yaman yang dirundung perang ada di pucuk perincian negara yang paling memerlukan sumbangan kemanusiaan.

Pbb sedang mengusahakan nyaris us $ 6 miliar untuk menolong juta-an masyarakat suriah dalam dan di luar negeri yang dirundung perselisihan sepanjang satu dasawarsa.

Dan mereka minta nyaris us $ 3.5 miliar untuk menolong nyaris 20 juta orang yaman yang terjerat dalam kritis kemanusiaan terjelek di dunia.

Kritis besar yang lain yang memerlukan dana besar terhitung republik demokratik kongo. Afghanistan dan ethiopia.

Saat itu. Kumpulkan us $ 35 miliar penuh yang diperlukan di saat kritis ekonomi global menjadi pekerjaan yang mengerikan – banyaknya lebih dari 2x lipat dari us $ 17 miliar yang dihimpun selama ini tahun ini.

Jumlah itu menjadi rekor. Tapi masihlah jauh dari nyaris us $ 29 miliar yang disuruh sepanjang banding tahun kemarin. Bahkan juga saat sebelum wabah tampil.

“kritis masihlah jauh dari usai. Bujet sumbangan kemanusiaan hadapi kekurangan yang menakutkan sebab imbas wabah global lagi lebih buruk.” kata ketua pbb antonio guterres dalam satu pengakuan.

“bersama kita harus memobilisasi sumber daya dan berdiri dalam kebersamaan dengan beberapa orang di saat paling gelap mereka.”

Saat itu. Lowcock bersikukuh jika walau jumlah dana yang disuruh terlihat tinggi. Sesungguhnya jumlah itu kecil dibanding dalam jumlah yang dipompa beberapa negara kaya untuk selamatkan ekonomi mereka.

“apa yang ditaruhkan ialah nyawa sebagian besar orang yang rawan. Dan ongkos membuat perlindungan hidup mereka sesungguhnya benar-benar kecil dalam hubungannya dengan seluruh rintangan yang lain kita menghadapi.”

 

 

Author: Billy Mitchelle